Tuesday 9 October 2012

Dyslexia

Aku ingin gambarkan diriku, kisahkan ceritaku dalam potret kata yang mempesona. Bayangkan, sangat hebat jika aku rangkai huruf-huruf acak itu jadi sebuah kata dan ku susun kata itu hingga jadi untaian nada yang bisa kau mengerti.


Ku jabarkan tentang hariku. Berisi kawan dan canda, cinta dan duka, pasrah dan harapku, semua, dan semua. Ada tinta biru, ada lukisan makna, ada garis merah. Seperti mereka saja. Mereka yang membaca kitab-kitab hidup setiap waktu. Sastrawan, begitu kami menyapanya.


Ganas! 



Ketika ku mulai kisahku dengan kata, ”Hai!”. Ya Tuhan, hebatnya diriku.


Setelah lama aku menanti saat ini, saat aku berbicara tanpa cela.


Bunda, ya..Bunda. Aku harus katakan bahwa aku cinta dia. Ku ingin katakan dari mulutku, mulutku yang selama ini tiada terkata.


"Maam, I ovle oyu!"


Salah!


Bahkan aku tak bisa menulis. Apa Kau cinta aku, Tuhan?


Bunda bilang, Tuhan akan ganti kekuranganku yang telah Dia ambil dengan sesuatu yang tak orang lain miliki.


Mimpi.

evaBruner
Februari 2007

No comments:

Post a Comment