Tuesday 9 October 2012

Ayah

Sebuah lagu mengantarkan lamunku kepada sosok yang selalu aku cintai.

Aku mengenalnya sejak dulu, bisa dibilang sejak aku belum tahu siapa diriku. Aku hanya ingat senyumnya, dan bau tangannya saat ku cium. Aku juga tak akan lupa bagaimana dia memandangku, seolah berkata, kaulah yang ku banggakan dalam hidupku.

Dia adalah seorang pria yang benar-benar tangguh. Pria sejati dalam hidupku. Pria yang tidak banyak bicara, tapi banyak melakukan hal. Dia hanya berucap saat menengadah cinta pada Tuhannya. Aku bisa melihat keningnya sedikit hitam karena sujud khusyuk yang selalu dia lakukan.

Dialah pria yang menyayangi ibunya melebihi dirinya sendiri. Dialah pria yang berani mengatakan tidak untuk hal yang tidak benar dan mengakan ya untuk yang Tuhan titahkan padanya.

Aku tahu bagaimana dia menulis hidupnya dengan semangat.

Aku tahu bagaimana dia mencintaiku karena Tuhannya.

Aku tahu bagiamana dia menangis tanpa mengeluarkan air mata.

Aku tahu bagaimana dia berusaha membuat semua orang bahagia.

Aku tahu bagaimana dia berbicara padaku tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Aku tahu bagaimana dia marah. Ketika dia marah, dia mengambil segelas air dan meminumnya. Lantas berwudhu dan mengadu pada Tuhan dengan suara yang pelan.

Aku tahu bagaimana dia menungguku datang.

Aku tahu bagaimana dia mengucapkan salam.

Aku tahu bagaimana dia mencintai dunianya.

Aku juga tahu bagaimana dia tabah dan selalu sabar kala ia jatuh. Tapi ia tetap tersenyum dan memperbanyak doa. Dia pernah berkata padaku,”Sabar itu tidak ada batasnya, sayang.” Dan aku langsung percaya.

AKU MENCINTAINYA.

Apa yang ku inginkan selama hidupku adalah membuatnya tersenyum penuh rasa bahagia dan syukur. Aku ingin mebuatnya bangga. Aku ingin membuatnya merasa lega. Dialah raja dihatiku. Ingin ku jadikan semua nafasku adalah doa baginya. Doa yang mengangkatnya tinggi, semakin tinggi, sangat tinggi.

Dialah satu-satunya manusia yang aku kagumi betul. Atas kiprahnya menjadi seorang yang bersahaja dan sederhana. Ya, dia mengajariku kesederhanaan. Dan itu pelajaran tersulit bagiku. Sungguhpun kata sederhana tak miliki makna yang sederhana. Sederhana itu kayak raya.

AKU MENCINTAINYA.

Dialah pahlawan hidupku. Yang memberikan nama terindah yang ku miliki. Bapak E. Sutarman, ayah yang selalu aku cintai. Ayah paling hebat sedunia. Idolaku!

Aku selalu bernyanyi lagu yang engkau ciptakan, engkau nyanyikan
Dan aku selalu ikuti semua cerita tentangmu, hari-harimu
Kau jadi inspirasiku, semangat hidup
Dikala aku sedih, dikala aku senang
Saat sendiri dan kesepian
Kau bintang di hatiku
Apapun yang kau lakukan baik dan buruk, bagiku tetap indah
Tak satupun alasan untuk melupakanmu, meninggalkanmu
Aku selalu berdiri, menunggumu
Dikala engkau terbang, dikala engkau jatuh
Sampai mati ku kan tetap setia
Aku selalu berdiri di belakangmu
Dikala kau dipuja, dikala kau dihina
Sampai mati ku kan tetap membela
Kau tetap bintangku
Kaulah superstarku

No comments:

Post a Comment