Sunday 28 October 2012

what I want

25 Maret 2009

Aku memulai hari ini dengan sesuatu yang serius. Belajar! Aku terlambat datang ke kampus. Dosenku sudah terbiasa melihat wajahku begitu selesai mengetuk pintu lalu masuk dengan segan kemudian duduk manis seolah mendengarkan apa yang dia katakan.
Aku memang mendengarkan. Banyak mendengarkan. Tapi sesuatu yang lain menanti. Apakah yang aku dengarkan bisa menjadikanku sesuatu yang lebih baik dari hari ini?
Terkadang aku malah menanti orang yang tidak tepat untuk hadir pada saat-saat seperti ini. Misal: adik perempuanku..

Ah tapi...

Satu hal yang sangat aku inginkan di dunia ini: AKU INGIN PUNYA KAKAK KANDUNG LAKI-LAKI

I'M THE REAL EVE

Eva. Itu namaku. Sewaktu kecil, aku tak biasa dengan sebuat 'Eva' bagi diriku sendiri. Kakak-kakak sepupuku membuat panggilan mereka sendiri untukku. Lantas aku betanya kenapa namaku Eva? Siapa yang memberi nama?

Mama bercerita dengan apik. Papaku yang memberiku nama lantaran beliau kagum dengan sosok Siti Hawa. Dalam bahasa Inggris Siti Hawa berarti Eve dan karena itulah namaku Eva.

Kini, saat umurku 20 tahun, aku berfikir apakah ada kisah Siti Hawa dalam hidupku? Aku tak tahu apakah aku pernah menggoda seseorang hingga berbuat dosa atau tidak. Jika iya, ampuni aku dan dia ya Allah. Lantas apalagi?

SANG ADAM?
Ya! Dimana Adamku sekarang?

Allah menghukum Adam dan Hawa, mengjatuhkannya ke bumi, ditempatkannya di tempat yang sangat terpisah. Jauh satu sama lain.

Lalu dimana 'adam' bagiku? 


Ya Allah, dia sangat jauh dari tempatku berada sekarang.
Ah, jangan sampai ada Heva Complex and Eva Complex ya..

Hahaa..

Bacaan ini hanya gurauan saja, sayang. Bukan apa-apa. =)



Friday, April 24, 2009 at 10:56pm

JURANG TAK PERNAH DANGKAL

Siapa yang pernah menduga semua akan menjadi seperti ini. Gusti sangat mencintai Arundi dan begitupun sebaliknya, tadinya. Tapi percakapan pada pagi itu benar-benar tak bisa dilupakan.

Sudah berapa kau tidak datang bulan Arundi.

Aku tak bisa pastikan.

Loh kenapa begitu. Kau yang dapat tamu setiap bulan masa harus aku yang mengingat-ingat? Jadi yang benar kau hamil berapa bulan?

Memangnya kenapa kau tanya seperti itu, Gusti. Apa kau malu aku bunting karenamu?

Ah, kenapa kau jadi meracau? Aku hanya ingin tahu. sebutkan saja jawabannya, apa susahnya.

Iya aku mengerti tapi apa susahnya juga kalau kau jawab pertanyaanku terlebih dahulu, kenapa kau bertanya?

Jawab saja! Cepat!. Gusti berteriak, nadanya sedikit geram.

Huh! Kurang lebih bulan lalu aku tak datang bulan. bulan ini memang belum waktunya. Sekarang jawab pertanyaanku. Kenapa kau tanya?

Gugurkan saja kandunganmu itu. Kalau semakin besar susah untuk aborsi. Gusti menjawab dengan dingin. 


Thursday, May 7, 2009 at 6:47am

Tuesday 16 October 2012

Live from Dr. Ifan's class

Saat ini gue sedang kuliah. Tapi gue nggak mengerti materinya. Kami membahas mengenai metoda-metoda penelitian dan ini sangat teori. Gue tidak terlalu suka, sebetulnya. Beberapa teman nampak menikmati kelas, tapi gue enggak. Jadilah gue malah nulis blog. Hehe..

Seharusnya hari ini gue terjadwalkan untuk presentasi mengenai metoda penelitian ex post facto. Asli nggak ngerti. Dan kata Dr. Ifan juga penelitian apapun tidak akan dipahami sampai kita melakukan penelitian itu sendiri. Yes. I do agree with that.

Tapi, ah, thesis gue aja masih kalang kabut nih nasibnya. Tuhan...

Thursday 11 October 2012

Mimpi Buruk

Pagi ini, aku bangun dengan isak tangisah yang pedih. Pasalnya adalah mimpi buruk, buruk sekali. Sampai-sampai aku bisa merasakan sakitnya hal yang tidak nyata itu. 

Semalam. seusai berlelah-lelah dengan aktifitas keseharianku, diakhiri dengan makan di rumah makan padang lalu membeli buku tugas kuliah ditemani sang pacar, aku bergegas ke kediamanku, berisitirahat. Rasanya badan lelah sekali. bahkan shalat dan mandipun aku pending sampai akhirnya aku bangun pukul 3 dini hari.

Pukul 3 dini hari, mengingat aku belum shalat isya, ku putuskan untuk bangun dan menunaikan kewajibanku. Usai shalat isya, sebuah buku menarikku untuk ku baca sampai akhirnya terdengar suara adzan Subuh, lalu ku segerakan shalat.

Usai shalat Subuh, aku ingin tidur lagi. Maka sebelum menutup mata, aku setel alarm. Ku tugasi ia membangunkanku pukul 7. 

Dimulailah mimpi buruk itu..

Mama, adalah contoh nyata bagiku bagaimana memberi itu menimbulkan rasa bahagia tersendiri. "Kalo sodara kita pulang liburan dan kita dikasih oleh-oleh, kita senang kan? Nah, kalo kita yang berada di posisi yang memeberi oleh oleh-oleh, senangnya berkali-kali lipat," kata Mama.

Saat aku pergi ke kampung halamanku, aku memutuskan untuk memberi oleh-oleh kepada orang yang dekat denganku, sebutlah dia sahabat. Aku berniat membawakannya bermacam-macam panganan khas, kerajian khas, dan lain-lain.

Sepulang dari kampung halaman, aku memberikannya dan dia senang. Dia mengucapan terimakasih atas apa yang aku beri. Benar kata Mama, aku bahagia melebihi bahagia jika aku diberi oleh-oleh.

Seminggu, dua minggu..

Sahabatku itu main ke rumah dan seperti biasa, kami menghabiskan waktu untuk berbincang mengenai pelbagai hal yang saat ini terjadi. Saaat tengah asik mengobrol, handphonenya berdering dan ia hendak mengangkat panggilan telfon tersebut. Tanpa diduga, saat dia merogoh-rogoh tas mencari handphonenya, sebuah keresek putih yang ada isinya jatuh.

Aku tahu isi keresek itu apa. Aku tahu persis apa saja isinya. Ada makanan-makanan kecil (yang [astinya saat ini sudah basi), dan pernak-pernik (yang mungkin dia tak pernah lihat karena kereseknya tak pernah dia buka). Itu dariku. Itu oleh-oleh dari kampung halamanku yang aku beli untuknya. Ada rasa sakit hati yang seketika menyeruak. Sakit.

Lalu dia seperti bisa membaca pikiranku, dia melirik ke arahku dan menjauh sedikit untuk mengangkat panggilan handphonenya.

Jauh pikirku melayang bagaimana aku memilah-milih apa-apa yang ada di dalam keresek putih itu. Untuk dia. Aku belikan untuk dia. Aku ingat bagaimana aku muat-muatkan bawaanku agar barang-barang yang ada di dalan keresek itu bisa aku bawa untuk aku berikan pada sahabatku itu.

Melihat kenyataannya, aku sakit hati.

Usai menerima telfon, aku beranikan untuk bicara pada sahabatku itu. Aku tanyakan satu per satu pertanyaan yang ada di otakku. Aku utarakan satu per satu yang mengganjal di pikiranku.

Dan keluar satu kata dari mulutnya, "Maaf,"

Apa kau membayangkan kesakithatianku??

One Call

Saat ini saya sedang merasakan bagaimana Tuhan menyambungkan doa dengan kenyataan, menyambungkan sebuah panggilan dengan yg terpanggil.

Terimakasih, Tuhan sayang. 

Ini hal kecil bagiMU, tapi hal yang amat sangat besar bagiku.

Terimakasih, Tuhan sayang.


Thu - Oct 11, 2012

My Priority

Malam ini, ada kebahagiaan yang kulihat dari seorang kawan. Dia mendapatkan kesan yang tak bisa dilupakan.

Ya, aku berada di kamarku. Seperti biasa, menganalisis tulisan macam apapun dengan pendekatan-pendekatan sastra dan mengubahnya menjadi tulisan baru orisinil karyaku. Itu tugas kuliahku. Selalu begitu setiap malam. Walau kadang aku juga bisa membaca semalaman, tapi seringnya mengerjakan tugas seperti malam ini.

Tidak biasanya, aku membuka jendela dan pintu kamar saat duduk di depan laptop dan menyibukan diri dengan apa yang hendak aku tulis. Entah. Malam ini ingin saja aku melakukannya, berharap ada angin masuk membawa kabar yang bisa membuatku lebih baik.

Diana, teman satu kostanku berjingkrang kegirangan. “Yes!”, katanya. Sedikit kaget dengan seruan Diana, aku beranjak dari tempat dudukku dan mencari sumber suara itu. Diana ada di lantai satu, tepatnya di dekat pintu gerbang. Di luar, kulihat kekasihnya, aku tak tahu namanya, tersenyum kepada Diana. “Oh, begitu ya senyum orang seneng karena cinta”, pikirku.

Lantas segera kekasih Diana say goodbye kepada Diana dibalas senyuman manis yang seolah mengisyaratkan cinta tiada akhir. Ah, semua klise bagiku. Saat seperti ini, aku tak sadar kalau aku lupa atas apa yang ku kerjakan sebelumnya: mengerjakan tugas kuliah.

Aku semakin terpaku melihat tingkah anak beranak ini. Diana dan kekasihnya. Aku memperhatikannya terus sampai akhirnya Diana naik keatas membawa senyum yang seolah tak akan hilang sampai dia bertemu kekasihnya lagi.

“Malam Kak”, sahut Diana kala melihatku sedang duduk di depan kamar, melihatnya naik dari bawah dan terus memperhatikan senyumnya yang mengembang.

“Seneng banget kayaknya Din?”

Dan dia hanya semakin melebarkan senyumnya, tanda iya.

Satu hal yang megusikku. Kenapa aku merindukan hal seperti ini? Aku baru sadar kalau selama beberapa tahun ini aku hanya menyibukkan diriku dengan hobi ini dan itu, kerja ini dan itu, kuliah ini dan itu, tugas ini dan itu, club studi ini dan itu. Kenapa aku tak bisa seperti Diana?

Karena aku harus kembali masuk kamar dan menyelesikan tugas kuliahku, sekarang!

Friday, May 15, 2009 at 10:40am 

Percakapan Malam lni

Ku kira aku akan terlambat bangun karena seharian aku merasa lelah dan aku tidur entah jam berapa. Tapi beruntung Tuhan membangunkanku dan menyuruhku duduk sejenak bersamaNYA.
Aku tak tau apa yang hendak dibicarakan. Tapi aku ingin katakan padaNYA banyak hal. Tentang penelitianku, tentang tujuan hidupku, tentang ayah dan ibuku, dan tentang hari ini.

Tuhan mendengarkan sembari tersenyum.

Lantas lA berkeLakar. Aku pun tak menyangka DIA akan membicarakan tentang hari ini.

Tuhan, KAU membuatku malu. Tapi terimakasih telah repot membangunkanku dan aku tahu KAU ingin mendengar langsung dariku.

Tentang hari ini, aku berterimakasih telah kau sampaikan aku pada hari yang KAU anugerahi. Untuk hari ini pada masa yang lalu, aku meminta maaf atas semua salahku. Aku sadar keputusanku banyak yang salah. Mohon tunjuki aku jalan cinta kepadaMU saja, Tuhan. MencintaiMU bukan keputusan yang salah.

Tuhan, KAU baik sekali.

Love YOU, Allah..


Saturday, May 23, 2009 at 3:14am

Hari Ini

Aku hanya ingin berkata bahwa aku sedikit risih dengan kehidupanku akhir-akhir ini. Sebelumnya aku terbiasa kemana-mana sendiri saja. Dan sekarang, lebih banyak orang tahu aku, lebih banyak orang yang berkata 'HI' di mana saja.

Aku bukannya tak senang. justru aku sangat bersyukur akan itu. Tapi terkadang aku ingin pergi sejenak dan kembali lagi. pergi sejenak dan kembali lagi. pergi sejenak dan kembali lagi.

Jika aku pergi pastinya kalian inginkan aku membawa sesuatu bukan? =)
Aku akan bawakan.. =)
Pasti.

Sudahlah.

Toh banyak sekali yang harus aku kerjakan..


Sunday, June 14, 2009 at 2:14pm

Nasihat Untukku

Aku datang ke sebuah acara tentang perempuan beberapa hari yang lalu...


Dek, saya perhatikan kamu senidirin saja dari tadi. tidak datang bersama kawan atau siapa gitu?

Tidak ibu. Saya memang datang sendirian. Acaranya cukup bagus Lho Bu, selamat ya. Sukses nih.

Terimakasih. Acara ini tak akan sukses tanpa adanya dukungan dari semua yang hadir. Adik ini utusan darimana ya?

Saya utusan Universitas Gunadarma.

Duta kampusnya ya..? Waduh saya beruntung sekali bertemu ade ini.Nama ade siapa..?

(aku tersenyum untuk pertanyaan pertama) Panggil saja saya Ve, Bu.

ok Ve. Saya @#$%& (maaf tak ku sebutkan, menjaga privacy)

Oh. Ibu itu dokter kan ya..?? waduh justru saya yang beruntung ketemu ibu di sini.

Ve ini bisa saja. Ve umurmu berapa?

Saya masih 20 tahun. Memangnya kenapa Bu..?

Ah enggak. Saya cuma iri sama kamu.

Kenapa iri Bu?

Kulit kamu itu. Saya hanya melihat kulit wajah dan tangan kamu. Tampak terawat. Suka ke salon mana?

Hahaa.. Ibu terlalu berlebihan. Saya ke salon kalo potong rambut aja Bu, selebihnya saya nggak pernah ke salon untuk hal lain. IBu salah sangka.

Kamu Arab?

Saya orang Sunda asli Bu.

Enggak tapi...boleh saya megang tangan kamu...?
(Ibu Dokter itu memegang tanganku)

Iya, silahkan. Dulu saya pengen banget kulit saya tuh kayak Alicia Keys Bu. Hehee... tapi malah jadi laen warnanya. emang Allah tak mengizinkan.

Kamu ada-ada aja. Orang mah pengen putih kamu malah pengen item. Kulit kamu ini kandungan melaminnya sedikit Ve, jangan terlalu banyak kena sinar matahari.

karena itu saya memakai kerudung Bu, tapii itu hanya kelebihannya. selebihnya kan saya pake kerudung insyaAllah karena Allah.

Subhanallah...Ve.

terimakasih atas infonya ya Bu. Tapi sepertinya untuk berjauhan dengan matahari sekarang-sekarang ini susahnya minta ampun. Saya kemana-mana naik kendaraan umum, sedang banyak aktifitas pula. hehee...

Tapi jaga titipan Allah ya..?

INSYAALLAH
Sunday, June 14, 2009 at 2:27pm

Malam di Jakarta

Beberapa hari ini aku sedikit tak mengenali diriku. Aku tak tahu kenapa, itu di luar batas mampuku. Aku lebih sering berada di luar rumah. Kadang aku berada di mall seharian hanya untuk chat bersama teman-teman di manapun mereka berada. Aku nyaris tak mengenali diriku. Apakah itu normal?

Penyebabnya?
Aku juga tak tahu. Tapi yang kurasakan selain tak mengenali diriku adalah, aku bosan dengan semuanya. Aku bosan jadi robot dan hidup protokoler seperti biasanya. Jam sekian aku harus berada di mana, dengan segudang kegiatan. Jam sekian lagi aku harus berada di tempat yang berbeda, menyalami semua orang.
Aku sedikit jenuh.

Maafkan aku.
Kemarin aku benar-benar menghilang dari kota beberapa hari. Banyak orang mencariku. Walau begitu handphone tak kumatikan dan, Tuhan, benda kecil itu tak berhenti berbunyi. Hanya telfon dari sang Mama saja yang ku angkat, selebihnya sms pun tak ku balas. MAAF!

Beberapa hari lalu, nyaris setiap malam ku habiskan waktu di luar. pergian menyusuri jalan ibu kota. Melihat yang tak biasa ku lihat, menyaksikan sendiri bagaimana Jakarta berkuasa. Sekarang aku tak hanya tahu, pikirku.

Tapi kini aku kembali untuk semuanya.
Aku kembali untuk menyalami semua orang, aku kembali untuk tersenyum pada kalian semua.
Bahkan harus aku katakan, aku rindu kalian saat aku 'hilang'.

Semua berkat 'MALAM DI JAKARTA'

Juragan Cung

Ini tentang Tuan Cung yang menjadi saudagar kaya di kampung kami. Kami biasa memanggilnya dengan sapaan akrab kami, yaitu Juragan Cung. Dalam banyak hal Juragan Cung membantu kami jika sedang kesulitan. Dia sangat ramah dan berhati mulia. Apabila ada orang sakit, Juragan Cung rela dan ikhlas meminjamkan mobilnya kepada kami. Kalau ada hajatan kecil-kecilan yang diadakan warga, Juragan Cung selalu datang. Beliau sangat menghormati tetangga.

Juragan Cung juga cukup tampan. Dia selalu mengenakan kacamata merek ternama (aku tak bisa mengatakannya karena nama mereknya sulit di eja. Yang ku tahu kacamat itu dia beli saat dia ada di Perancis). Kepala Juragan Cung selalu botak. Nggak terlalu botak-botak banget sih. Tapi potongan rambutnya selalu pendek, ia hanya sisakan barang satu atau dua senti untuk panjang rambutnya. Tapi dia tetap tampan dengan stelan seperti itu. Terlebih, dia belum beristri dan masih sangat muda. Ku perkirakan umurnya baru 30 tahun.

Kalian pasti menyangka bahwa Juragan Cung adalang keturunan China. Bukan, kawan. Dia orang pribumi asli. Dia benar-benar orang Indonesia, bahakn kulitnya nyaris berwarna hitam. Tepatnya sawo matang sekali. Konon, nama Cung diambil ketika dia masih kecil. Juragan Cung sebenarnya adalah orang Sunda. Ketika kecil dia menyenangi daging ayam, tapi tak semua bagian. Dia tak menyukai bagian kepala tapi menyukai bagian leher. Dia menyukai bagian sayap tapi hanya ruas terujungnya saja. Yang jelas, dia sangat menyukai bagian terpencil dari badan ayam: TUNGIR.

Karena dia sangat kaya, dia selalu bisa untuk makan tungir setiap kali dia berselera.

“Ma, hayang dahar yeuh. Lapar!”

“Dahar jeung naon?”

“Cungcurungan hayam.”

“Unggal poé dahar sabatan waktu téh ngan hayoh wé cungcurungan deui cungcurungan deui.”

“Alus Ma, teu loba kabeuki mah moal hésé hirup.”

“Dasar Cung!”

Dari saat itulah nama Cung ada. Jika ku tak salah ingat, nama asli Juragan Cung adalah Rd. Bagja Laku Hadé Rupa. Nama yang aneh. Tapi seorang temanku yang kebetulan orang Sunda pernah berkata bahwa nama asli Juragan Cung memiliki makna dalam yang sangat luar biasa. Bahkan tak ragu temanku itu berkata bahwa bisa jadi hanya ada satu orang saja yang memilik nama seperti itu. Arti namanya adalah Raden yang baik budinya dan tampan rupanya. Sempurna.
Sedikit ku beri tahu kau, kawan. Ini tentang kisah cinta Juragan Cung. Beberapa bulan lalu Juragan Cung patah hati. Dia mencintai seorang gadis desa yang miskin tapi elok parasnya. Gadis itu bernama Rea.

Awalnya yang kami tahu, Rea tinggal sendiri kampong kami. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil, ukurannya tak lebih dari 4x4. Dia memasak dengan kayu bakar dan tak ada satupun barang berharga di gubuk itu selain dirinya sendiri. Juragan cung mencintai gadis itu dengan cara yang aneh. Dari situlah kita tahu kenapa sampai usia 30 tahun Juragan Cung masih sendiri. Dia tak berpengalam dengan cinta.

Satu waktu, Juragan Cung datang ke gubuk Rea membawa bingkisan untuk sang pujaan hati. Saat Rea membukanya, kau tahu isi bingkisan itu apa? Bukan boneka, bukan bunga, atau hal-hal yang merah muda. Tapi..stelan bra dan celana dalam wanita. Tak sampai beberapa detik JUragan Cung didorong keluar sambil memegang pipi yang merah karena tamparan. Rea membakar bingkisan dari Juragan Cung bersamaan dengan bakaran kayu bakar untuk memasak.

Minggu berikutnya, Juragan Cung bersiap untuk meminta maaf, tentunya dengan membawa sebuah bingkisan baru. Saat berjalan kaki menuju gubuk Rea, tak disangka rea sedang diam dekat sungai. Langsung saja Juragan Cung mendekatinya.

“Rea, saya minta maaf soal kejadian kemarin.”

“Kalo ngasih bingkisan tu yang sopan dong. Kalau suami memberikan barang itu kepada istrinya ya sah-sah saja. Tapi kita kan pacaran aja enggak”

“Iya maaf. Ini saya kasih yang baru.”

Beberapa detik kemudian Rea meninggalkan Juragan Cung dalam keadaan basah kuyup kecebur di sungai, tentunya dengan tapak tamparan yang baru. Naas.

Ternyata bingkisan yang diberi Juragan Cung kepada Rea adalah barang yang sama hanya saja beda ukuran. Yang sekarang lebih besar daripada yang kemarin. Aku tertawa mendengar gossip ini.
Selang 4 hari setelah kejadian itu, Rea sudah pindah ke tempat yang tidak kami ketahui. Gubuknya kosong begitu saja. Dia tidak pamit kepada siapapun saat pergi. Juragan Cung patah hati. Sejak saat itu Juragan Cung sering berdiam diri di sungai.

Suatu hari aku ingin memberitahukan sesuatu kepada Juragan Cung. Aku tahu harus mendatanginya kemana: sungai. Aku berlari menuju sungai dan kudapati Juragan Cung tidur dengan mulut berbusa. Matanya terbelalak berwarna biru dan satu hal ganjal lagi, badan Juragan Cung terlihat mengkak. Aku hanya berdiri di belakangnya. Padahal aku ingin katakan bahwa barusan aku melihat Rea di tipi pak kades. Rea jadi artis.

Tentang Jeddah

Kangen sama ceritanya Jeddah. Jangan berpikir Jeddah yang gue ceritakan ini adalah sebuah tempat. Jeddah itu nama orang. Jeddah adalah pembantu temen gue. Dia ramah dan sangat bersahabat. Ya..gue sih yang mengakrabkan diri sama dia. Bagi gue, nggak ada kasta dalam pertemanan.

Jedda datang dari kampung untuk bekerja demi emaknya. Dia berceita bahwa dia sangat merasa sendiri karena ibunya sering dilecehkan. Ibunya jadi TKW ke Arab. Bisa ditebak. Jeddah pun sebernya anak di luar nikah. Hasil perkosaan mejikan kepada pembantu yang tak lain dan tak bukan adalah ibunya Jeddah.

"Pantas saja mukamu arab banget Jed.."

"Kak Eva, saya pengen kayak Kak eva, kuliah sastra idris"

"Hahaa.. 1. yang bener itu Sastra Inggris 2. nggak usah manggil gue Kak Eva,, lagian kita seumur, malah tuaan loe. panggil gue Eva aja"

"Nggak apa-apa?"

"Enggak"

Jeddah banyak bercerita tentang hidupnya di kampung yang penuh hinaan. kalo gue jadi Jeddah, gue udah kabur dari kampung dari dulu. Cita-cita gue pasti sama kayak dia sekarang: JADI KAYA.

"Biar saya nggak dihina sama semua orang dikampung, Eva."

"Iya, gue ngerti."

Dari Jeddah gue belajar banyak hal: BERMIMPI dan BERUSAHA.

Semoga lu dapetin apa yang lu pengen ya Jeddah.

Selamat jalan, Bapak

"Siapa namanya..??"

"Eva"

"Bolah saya panggil Mariam, Siti Mariam?"

Ibuku hanya tersenyum tanda setuju atau ya untuk sebuah nama panggilan. Nama panggilan untukku dari seorang ustadz kenamaan di kota kelahiranku. Ibu sering sekali bercerita betapa berpengaruhnya beliau di kampung kami, tak hanya di kampung, tapi di beberapa daerah sekitar kampung kami. Beliau sangat dihargai kaena ilmu yang dimiliki.

Hari ini, orang yang selalu memanggilku Mariam telah tiada. Tepat pukul 15.35 di kediaman pribadi milik bapak (begitu kami biasa memanggilnya). Meninggal dalam keadaan tenang dikelilingi semua keluarga.

Selamat jalan bapak. Semoga semua amal dan ibadahmu diterima dan kau mendapatkan tempat yang baik di sisiNYA. Amin.

Selamat jalan MHE Kosasih bin H. Bashari
15 September 1929 - 24 september 2009


Siti Mariam
Fatimah Eva

CEMBURU

Aku seorang laki-laki yang mencintai wanita walaupun cinta itu tak akan pernah mungkin bisa ku miliki. Yang ingin aku miliki hanya kebahagiaan dan senyumnya, itu saja. Aku melihatnya dari jauh dan tersenyum, itu sudah cukup bagiku. Begitulah caraku mencintai Gadis, wanita yang bertahta dalam hatiku selama bertahun-tahun.

Aku bersahabat dengan Gadis sampai saat ini. Aku memperhatikannya setiap waktu. Aku menjaganya. Aku menemaninya. Aku merangkai kebahagiaan untuknya. Semua ku lakukan untuk menebus banyak kesalahan yang pernah aku lakukan pada tahun-tahun lalu. Kesalahan saat aku teramat mencintainya.

Sadar dengan keadaan yang tak mungkin untuk menjadi satu, aku selalu berkata kepadanya bahwa aku akan mencarikan seorang kekasih untuknya. Dia tak menunjukan wajah bahagia atau sedih, biasa saja. Semua sangat datar. Padahal aku sangat sakit harus berkata seperti itu. Aku mencintainya.

Saat ini, aku cemburu.

Aku melihatnya bersama seorang pria yang lain dariku. Aku berkenalan dengan pria itu dan..aku tak bisa lagi berkata apa-apa. Aku tahu dia bukan kekasih Gadis, sama sepertiku, dia hanya seorang teman. Hatiku galau dan semua kata muncul. Aku ingin berkata sesuatu atau aku tulis saja. Tidak! Aku pendam saja agar dia tetap tak tahu..tapi…ah!

Andai dia mengerti kegalauan yang aku rasa saat aku melihatnya dengan pria itu. Demi Tuhan aku mencintainya. Demi Tuhan aku tak rela. Demi Tuhan aku cemburu.


Raja’s Quote
Ku lelah terus mencari seseorang yang selalu ada untukmu
Ku ingin hubungan lebih yang kau rasakan padanya, ku inginkan juga
Ku cemburu bila kau dengannya
Ku cemburu karena kau adalah sebagian dari hatiku
Lamanya kesetiaanku menjadi pendengarmu dan menjaga hatimu
Ku inginkan hubungan yang lebih dari dia
Tahukah kau aku menderita demi cinta
Ku cemburu bila kau dengannya
Ku cemburu bila kau dengannya dan aku harus melihatnya
Ku cemburu karena kau adalah sebagian dari hatiku
Ku cemburu …



Gadis’ Quote
Aku tahu apa yang terjadi. Sungguhpun aku harus jujur bahwa kau adalah sesuatu. Maafkan aku, Raja.


12 September 2009
10.46

Apa aku salah jika sedikit kecewa?

Aku tak menyangkal sudah dari dulu aku mimpikan ini. Niatku belajar ke negri sakura sudah tak terbendung lagi. Aku bangga mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah untuk sekolah di sana. Aku bangga. Aku bahagia.

Tiba saatnya aku harus membagi kebahagiaanku kepada kekasihku, Raja.
Mungkin dia akan sedih karena hubungan cinta kita akan dijalani dengan jarak jauh. Sungguhpun aku tak ingin, tapi aku harus kejar cita-citaku.

Ah, tetap saja harus aku katakan.

"Beberapa minggu lagi aku pergi ke Kyoto, Raja."

"Ngapain ke sana? Lama?"

"Ya, mungkin sangat lama. Kamu tahu sejak awal, mimpiku adalah kuliah di Kyoto. Dan sekarang aku udah dapet beasiswanya. Penuh pula. Kurang dari sebulan ini aku harus sudah ada di sana."

"Selamat."

"Nggak apa-apa aku pergi?"

"Kenapa aku harus cegah kamu? Pergi aja. Aku ngga apa-apa kok."

Wajahnya benar-benar menunjukan rasa bahagia. Tapi dia membiarkan aku pergi begitu saja. Tanpa mimik kekhawatiran, sedih akan perpisahan sementara, atau apapun yang aku takutkan antara kita.

Aku tak bisa berbohong. Walau aku bahagia akan belajar di tempat yang aku idam-idamkan dari dulu, tapi aku ingin Raja sedikit mencegahku, sedikit memikirkan aku, sedikit mengkhawatirkan aku, sedikit bertanya kenapa, sedikit, sedikit saja. KENAPA???

Apa aku salah jika sedikit kecewa?

Sudah, Cinta Saja

Aku tak tahu harus berkata apa. Aku hanya tak ingin bersembunyi dan berkata tidak untuk ang sebenarnya terjadi. Aku berharap Tuhan saja yang katakan itu. Aku terlampau tak berani dan menutup diri. Aku benar-benar takut karena...ah, aku tak bisa katakan. Aku hanya cinta dia saja. Sudah.

Jangan ada yang memaksaku untuk terus berkata, jangan. Aku sungguh tak mengerti apa. Terkadang aku membenci tapi selebihnya rindu. Aku selalu bertanya kenapa, tapi memang cinta tak kenal beda. Aku takut.

Aku takut.

Aku takut.

Unik Manusia

Ada beberapa cara agar kita mengetahui sifat asli seorang manusia. Saya sendiri baru menemukan 2, insyaAllah dengan eksperimen ala Eva Bruner nanti kita bisa tahu lebih banyak cara.

1. Kita akan mengetahui sifat asli manusia saat kondisi kita berada di bawah orang lain. Hal ini sudah banyak yang mencoba dan terbukti memang benar. Saya sering melakukan percakapan dengan bapak tukang beca, atau ibu penjual gado-gado. Mereka menceritakan bagaimana mereka dipandang sebelah mata atau bahkan banyak diataran mereka yang tak dipandang sama sekali.

2. Kita bisa mengetahui sifat alsi seorang manusia saat kita berbuat salah kepadanya. Beberapa waktu lalu, tepatnya saat lebaran haji saya berbincang dengan seorang ibu yang mengaku korupsi ratusan juta rupiah. Saya masih ingat sekali apa yang dikatakan beliau. "Ibu mengaku salah, karena telah menyalahgunakan kepercayaan mereka. Tapi sungguhpun sekarang ibu tahu, siapa yang benar-benar dekat dengan Tuhan, siapa yang benar-benar layak disebuat manusia, siapa yang mengedepankan nafsu, siapa yang bisa dikatakan manusia hewan."

Khusus untuk no.2, saya sendiri pernah mencobanya. Saya berbuat salah dan saya bisa menyimpulkan banyak hal. Ada yang tahu saya salah tapi marah membiarkan saya berlarut dala kesalahan saya, ada yang mengingatkan dengan nada yang menggembirakan, ada yang mengomel tapi setelah itu masalahpun selesai karena dibicarakan. Banyak jawaban.

Itulah manusia. UNIK!
Lalu, manusia manakan yang Tuhan suka?

Wajah Kita dalam Demo

Beberapa hari belakangan ini saya menyibukan diri dengan belajar Syntax (karena mau ujian bentar lagi), dan yang paling khusyu saya lakukan adalah nulis semua hal yang saya lihat, saya rasa. dan ini penting untuk dibaca oleh teman-teman saya nanti.

Mengenai demo yang kerap kali terjadi di beberapa kota di Indonesia. Prihatin saya.

1. Demo tu mbo ya yang agak classy dikit. Nggak usah pake adegan norak segala (menghancurkan apa aja yang ada di depan mata). Berbicara ya bicaralah yang baik dan sopan. Kalau soal didengar atau tidak kan nanti urusannya siapa yang punya telinga apa nggak. Gitu aja kok repot.

2. Di mana-mana, itu yang namanya keranda mayat sama pocong-pocongan ada terus di tiap demo. Seolah-olah sudah jadi artisnya. Kalau menurut pendapat saya sih begini, mengenai keranda tuh jangan semuanya pake keranda lah, keliatan banget nggak kreatifnya. Coba kita bikin kreasi baru dengan tetap menyampaikan maksud kematian atau bobroknya sesuatu tuh dengan hal lain. Contohnya jangan ada demo. Lho ya iya jelas donk. Semua orang mati, otak mati siapa yang mau demo. Masuk akal kan? Terus tentang pocong-pocongan. Saya hanya mengingatkan saja, warga negara Indonesia itu nggak semuanya muslim. Jadi kenapa cuma pocong yang jadi artis? Kalau yang meninggalnya Kristen atau Buddha atau Hindu kan mereka nggak dipocongin. Nah lhooooooooo.. salah-salah mereka ngerasa nggak dianggep lagi ntar.

3. Saya juga seorang mahasiswa. Nilai saya juga nggak bagus-bagus amat. Saya nggak pernah sih ngerasain gimana serunya demo bersama teman-teman mahasiswa lain. Tapi temen-temen juga boleh ngajak saya demo............... masak aja ya, biar saya bisa nyicip. Heheee... Tapi itupun nanti aja ngajaknya, kalo saya udah pinter, master dibidang apa yang akan didemokan dan pantas untuk DEMO. Biar nggak terkesan cuma ikut-ikutan.

Give it back to me

...ah begini saja, agar semua mudah aaku akan ceritakan semuanya, semuanya, semuanya. Benar-benar semuanya. Hanya saja aku butuh sebentar waktu.

Jadi semua berawal dari kepercayaanku bahwa akan ada satu keabadian di atas ketiadakabadian yang selama ini hinggap dan mengutuk semua nyawa. Ada yang ada dan tiada yang tiada.

Kini aku mengingat bagaimana senyum-senyum itu mengarah kepadaku, hanya kepadaku. Dan sekarang aku ingin semua itu kembali. Ada di saat ketiadaan hadir. Aku ingin semua itu kembali.

Duhai senyuman itu, tawa itu. Semua masih sangat terdengar jelas, jelas sekali. Izinkan, izinkan aku merengkuhnya sejenak, sebentar saja. Aku hanya akan merasakan sarinya, merasakan nyawanya, merasakan keberadaannya.

Sekali saja. Ku mohon.

Aku tak akan pernah memintanya lagi. Ku mohon.

Doanya...


...dan ia berkata,
"..Ku doakan kau agar bisa sepintar Aisyah R.A, selembut Fatimah, sekaya Khadijah, seikhlas Siti Sarah, secantik Siti Hawa. Aku ingin kau dapatkan segala kebaikan dari Tuhanmu, sayang. Aku berdoa agar kau tetap jadi kebangganku. Aku juga berdoa agar kau tetap shalelah sampai maut menjemputmu. Ku doakan agar kau mampu melewati setiap ujian hidup yang sungguh telah Allah rencanakan untuk buatmu kuat. Ku doakan kau agar jadi wanita hebat, wanita kebanggaan ayah dan ibumu, suami serta anak-anakmu kelak. Tak lupa ku terus berdoa agar kau dapat lelaki shaleh yang akan mengimamimu dan sanggup mencintaimu karena Tuhanmu. Aku berdoa untukmu, terus berdoa untukmu.."

Ada banyak yang ingin aku lakukan untuknya, untuk orang yang selalu mencintaiku karena Allah. Tapi aku hanya sanggup mengurai dua kata saja, "Terimakasih, Ayah.."

Alyosha



Ada hal-hal berharga yang selalu kita simpan untuk dikenang. Seperti foto, video, barang pemberian dari orang yang teramat special, atau bahkan tiket nonton.

Ya, anda bisa saja menaruh foto orang terkasih anda di tempat yang sangat aman di kamar anda pada sebuah kotak mungil yang bisa anda buka, lihat isinya kapan saja anda mau. Ada seorang kawan, dia menempelkan foto-foto orang terdekatnya pada sebuah papan dan dia pajang di dinding rumah. Dia menjadikan pajangan itu sebagai center of view dari ruang tengahnya. Menarik!

Ya, anda juga bisa menaruh bekas tiket bioskop di dompet anda. Sudah sangat pasti anda nonton film dengan orang terkasih anda (tidak dengan saya, hahahaaa).

Surat dari orang istimewa? Tentu anda tidak akan membuangnya begitu saja, bukan? Di mana anda menyimpannya? Ah, biar saya tebak, anda pasti menyimpannya di sebuah laci khusus. Bahkan tak ragu anda menyimpannya bersama dokumen penting hidup anda seperti akta lahir dan ijazah-ijazah. Apa betul? Mengaku saja.

Saya juga menyimpan hal-hal berharga. Saya tulis semua pada sebuah buku bersampul merah. Tapi itu saya lakukan dulu. Suatu ketika saya tulis kenakalan saya dan tanpa saya tahu ibu membacanya. Kontan sepulang sekolah saya habis dimarahi. Dari saat itu saya tidak pernah menulis diary. Saya benar-benar tidak ingin membuatnya marah. Jadi sesekali saya hanya menulis haiku untuk mengenang semuanya. Haiku yang hanya saya tulis, saya tidak pernah membacanya lagi. Itu cara saya.

Kawan, paling tidak kita punya hal indah yang mungkin saja bagi orang lain itu konyol, menyebalkan, atau juga sama-sama dianggap indah untuk dikenang. Ya, seperti foto-foto itu, tiket-tiket itu, surat-surat itu, cerita-cerita itu, semua untuk kita ingat bukan?

Tapi bagaimana dengan Alyosha? Apa yang bisa dia kenang dari hidupnya yang malang?

Sedari kecil hanya cercaan dan hinaan yang dia dapat. Tidak cari kawan-kawannya, tidak dari tetangga-tetangganya, tapi semua hinaan itu justru datang dari orangtuanya sendiri. Saat melakukan kesalahan ibunya memakinya habis dan menjulukinya si botol sampai semua orang memanggilnya dengan sebutan yang sama. Alyosha hanya bisa diam.

Beranjak dewasa dia menggantikan posisi kakak kandungnya menjadi pesuruh di rumah saudagar kaya dan itu atas permintaan ayahnya. Alyosha diam saja dan selalu begitu.

Memiliki tuan juga tak membuat nasibnya mujur. Orang-orang selalu menyuruhnya melakukan ini itu hingga dia harus bekerja seperti orang kesetanan, tidak ada lelahnya. Tapi toh Alyosha diam saja dan selalu begitu
.
Saat dia mulai mengerti arti mengasihi dan dikasihi, dia harus mengurungkan niatnya untuk kawin karena semua orang tidak setuju Alyosha kawin. Ayahnya yang bediri paling depan melarangnya. Ya, ayahnya bersikap begitu karena sebetulnya upah Alyosha setiap bulan diambilnya. Bahkan Alyosha tidak pernah tahu berapa upah yang seharusnya dia terima. Alyosha diam dan selalu begitu.

Saat Alyosha dihadapkan pada maut, dia hanya diam dan memang selalu begitu. Diam sampai Tuhan memanggilnya dengan mudah.

Apa yang bisa Alyosha kenang? Hal baik apa yang bisa Alyosha ingat?

Tetapi Alyosha, seorang pria Rusia yang kurus kecil berkuliat agak gelap karena banyak bekerja dan keringat, membuat saya mengenang sesuatu. Bahwa kalau di dunia ini semuanya berjalan dengan baik, selama kita melakukan apa yang diperintah-Nya dan tidak menyakiti orang lain, maka di atas sana semua juga akan baik-baik saja.

Seperti Alyosha yang hanya diam dan menurut apa yang diperintahkan kepadanya, dia tidak pernah berniat menyakiti siapapun pun saat dia berkehendak. Alyosha telah mati tanpa menyakiti siapapun. Semoga apa yang dilakukan Alyosha selama dia hidup berterima bagi ibu, ayah dan tuannya.





Tulisan ini didedikasikan khusus untuk Leo Tolstoy, seorang sastrawan klasik Rusia.

Wednesday 10 October 2012

CINTA

AKU...

BARU AKAN BERHENTI MENCINTAIMU...

...SAAT ADA ORANG BISU BERKATA KEPADA ORANG TULI BAHWA ORANG BUTA MELIHAT ORANG TANPA KAKI BERJALAN DI ATAS AIR...

Jauh

Saya terbawa pemikiran dalam bersama kata 'jauh' dari perbincangan singkat dersam salah seorang teman di akun twitter. 

"Ve, jCo paling deket dari kampus Salemba di mana ya Ve?"
"Di Atrium Plaza setau gue, nggak ada yang lebih deket lagi."
"yah, itu mah jauh. Ya udah deh gue ga jadi beli jCo."

Jauh.

Membuat saya berpikir bahwa sesungguhnya jarak itu hanya tipuan indera. Saya berpikir untuk objektif mengenai apa yang akan saya tulis selanjutnya. Tapi sepertinya tidak bisa.

Begini..

Saya yakin teman saya itu tidak benar-benar menginkan makan jCo. Kenapa? Karen yang lebih saya yakini adalah jika seseorang benera-benar mau, benar-benar ingin mendapatkan sesuatu, jarak dan waktu tidak akan pernah jadi soal untuk mendapatkan apa yang mamang ia inginkan tersebut.

Apakah ada yang terlintas di pikiran Anda?
Silakan komen.

Kobe Bryant said...

Long practices but getting a ton of work done. I had a lil tendon issue in my foot that kept me sidelined for 2 days but I'm full speed ahead once again.

Our timing with one another gets better by the day and DH is good to go on full contact. I'm tired and sore but that kind of pain feels good especially when you know what's at stake.

As far as retirement, I'm not sure how many years I have left but know this: IF and When I announce my retirement, I will do so directly to you first. Let's focus on getting this season taken care of. It should be a fun one. I feel strong, light and quick. I can't wait till Oct 31.
It's on.
Mamba out
 2012/10/11 - Kobe Bryant

Tuesday 9 October 2012

09102012 - Kantor

Pasti setiap dari kita permah merasa bahwa setiap hari selalu saja ada kejadian yang tidak menyenangkan. Seperti hari ini.

bukannya aku tidak berterimakasih atas apa yang aku dapat, akan tetapi sangat menyebalkan bila kita terhambat dengan sesuatu yang itu lagi itu lagi. Contohnya komputer yang aku pakai untuk menulis blog ini. Komputer ini lemot sekali. Belum lagi sesekali jika komputernya berulah, dia bisa saja mati tanpa pemberitahuan. Paling jago adalah hang. Tidak akan ada duanya.

Agak berbeda dengan teman-teman yang bisa menonton youtube sesuka hati kapanpun mereka mau. Komputerku ini memaksaku agar tidak gaji buta. Ya, katakan saja selain kerja tidak bisa dipakai untuk apapun. Jika memaksakan, maka tanggunglah akibatnya komputer ini mengulah, tidak bergerak, tidak bisa bergunakan, lalu mati sesuka hati.

Canggihnya..

Aku seperti memang selalu memiliki masalah dengan hal yang satu ini. Di rumahm, laptop yang ku beli dari uang hasil kerja kerasku juga mengalami hal yang sama. Hanya saja, aku kira masalahnya adalah banyaknya debu yang bertempat tanpa izin di sela-sela motherboard, atau apapun itu aku tidak tahu nama-nama komponen apa yang ada di dalamnya.

Pusing dengan hal ini, seringkali aku hanya mengeluh. Walaupun ujungnya juga aku harus menerima bahwa mengeluh tidak mennyelesaikan apapun.

Teman, mohon ifnormasi apa yang baiknya aku perbuat.




Ayah

Sebuah lagu mengantarkan lamunku kepada sosok yang selalu aku cintai.

Aku mengenalnya sejak dulu, bisa dibilang sejak aku belum tahu siapa diriku. Aku hanya ingat senyumnya, dan bau tangannya saat ku cium. Aku juga tak akan lupa bagaimana dia memandangku, seolah berkata, kaulah yang ku banggakan dalam hidupku.

Dia adalah seorang pria yang benar-benar tangguh. Pria sejati dalam hidupku. Pria yang tidak banyak bicara, tapi banyak melakukan hal. Dia hanya berucap saat menengadah cinta pada Tuhannya. Aku bisa melihat keningnya sedikit hitam karena sujud khusyuk yang selalu dia lakukan.

Dialah pria yang menyayangi ibunya melebihi dirinya sendiri. Dialah pria yang berani mengatakan tidak untuk hal yang tidak benar dan mengakan ya untuk yang Tuhan titahkan padanya.

Aku tahu bagaimana dia menulis hidupnya dengan semangat.

Aku tahu bagaimana dia mencintaiku karena Tuhannya.

Aku tahu bagiamana dia menangis tanpa mengeluarkan air mata.

Aku tahu bagaimana dia berusaha membuat semua orang bahagia.

Aku tahu bagaimana dia berbicara padaku tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Aku tahu bagaimana dia marah. Ketika dia marah, dia mengambil segelas air dan meminumnya. Lantas berwudhu dan mengadu pada Tuhan dengan suara yang pelan.

Aku tahu bagaimana dia menungguku datang.

Aku tahu bagaimana dia mengucapkan salam.

Aku tahu bagaimana dia mencintai dunianya.

Aku juga tahu bagaimana dia tabah dan selalu sabar kala ia jatuh. Tapi ia tetap tersenyum dan memperbanyak doa. Dia pernah berkata padaku,”Sabar itu tidak ada batasnya, sayang.” Dan aku langsung percaya.

AKU MENCINTAINYA.

Apa yang ku inginkan selama hidupku adalah membuatnya tersenyum penuh rasa bahagia dan syukur. Aku ingin mebuatnya bangga. Aku ingin membuatnya merasa lega. Dialah raja dihatiku. Ingin ku jadikan semua nafasku adalah doa baginya. Doa yang mengangkatnya tinggi, semakin tinggi, sangat tinggi.

Dialah satu-satunya manusia yang aku kagumi betul. Atas kiprahnya menjadi seorang yang bersahaja dan sederhana. Ya, dia mengajariku kesederhanaan. Dan itu pelajaran tersulit bagiku. Sungguhpun kata sederhana tak miliki makna yang sederhana. Sederhana itu kayak raya.

AKU MENCINTAINYA.

Dialah pahlawan hidupku. Yang memberikan nama terindah yang ku miliki. Bapak E. Sutarman, ayah yang selalu aku cintai. Ayah paling hebat sedunia. Idolaku!

Aku selalu bernyanyi lagu yang engkau ciptakan, engkau nyanyikan
Dan aku selalu ikuti semua cerita tentangmu, hari-harimu
Kau jadi inspirasiku, semangat hidup
Dikala aku sedih, dikala aku senang
Saat sendiri dan kesepian
Kau bintang di hatiku
Apapun yang kau lakukan baik dan buruk, bagiku tetap indah
Tak satupun alasan untuk melupakanmu, meninggalkanmu
Aku selalu berdiri, menunggumu
Dikala engkau terbang, dikala engkau jatuh
Sampai mati ku kan tetap setia
Aku selalu berdiri di belakangmu
Dikala kau dipuja, dikala kau dihina
Sampai mati ku kan tetap membela
Kau tetap bintangku
Kaulah superstarku

Penghormatan sedalamnya untuk dosenku tercinta, Dr. Sofia Rangkuti-Hasibuan

Berjalan dengan langkah kecil, membawa dua sampai tiga buah tas berisi ilmu.

Awalnya aku hanya mengenal wajah cantiknya pada bagian belakang buku yang pada semester pertama dibagikan pihak kampus sebagai buku acuan. Pertama melihat saja aku sudah berpikir,"..ibu ini lain sekali.."

Tanpa terasa aku sampai disemester tiga masa kuliahku. Beberapa hari sebelumnya sudah ku dapatkan jadwal kuliah lengkap dengan nama-nama dosen pengajarnya. Aku tercengang kala mata tertuju pada tulisan,"..Wednesday 5/6/7 lndonesian Culture History, lecturer: Dr.Sofia Rangkuti-Hasibuan.."

Separuh hatiku merasa tenang, tapi separuh lagi berisi pertanyaan-pertanyaan yang kiranya hanya bisa terjawab hari Rabu nanti.

Dengan rasa tidak sabar aku menunggu hari Rabu dengan melahap habis bukunya. Kubaca berulang-ulang tapi anehnya belum banyak yang bisa ku ingat. Rasa penasaran dan takutku melebihi konsentrasiku saat membaca.

Ya, kau tau kawan apa yang terjadi saat hari Rabu tiba..

Kuliah jam pertama tidak terlalu ampuh untuk mengalihkan perhatianku yang selaku tertuju pada buku yg ditulis Dr.Sofia.
Sampai jam pertama usai dan semua mahasiswa menunggu Dr.Sofia datang.

Karena tak tahan, ku katakan rasa yang menggangguku dari tadi kepada sahabatku, Restudini. "Tu, gue penasaran deh sama ibu ini. I have no stereotype at all about her.." seraya jariku menunjuk fotonya yang ada pada halaman belakang buku.

Belum sempat Restudini menjawab kalimatku, orang yang ku nanti sudah tiba.

Berjalan dengan langkah kecil, membawa dua sampai tiga tas berisi ilmu.

Hal itulah yang pertama kaki hadir dalam otakku saat memperhatikannya masuk, mengucapkan salam sebagaimana orang muslim lainnya, tersenyum, lalu duduk.

Takjubku pada ibu Sofia nelambung saat selesai kami memperkenalkan diri, lantas beliau mampu mengingat nama, bahkan nama lengkap, kami semua. Kuperkirakan umurnya sudah lebih dari setengah atau bahkan tiga per empat abad, tapi tiga hal yang sangat kuat dari dirinya: cantik, pintar, sangat lndonesia.

Aku putuskan saat detik itu, dialah idolaku.

Perempuan untuk Dunia

Saya akan memulainya dengan perbedaan antara wanita dan perempuan. Nampak sekilas tak ada perbedaan antara keduanya. Beberapa minggu lalu saya melakukan survey kecil-kecilan untuk menemukan pendapat para mahasiswa mengenai apa perbedaan antara wanita dan perempuan. Beberapa dari mereka menjawab tak ada bedanya, sebagian besar menjawab istilah perempuan lebih sopan dibanding wanita, sebagian kecil menjawab wanita lebih enak didengar dibanding istilah perempuan yang kesannya terlalu formal, selebihnya menjawab tidak tahu bahkan ada yang tidak ambil peduli dengan apa yang saya tanyakan kepada mereka.
Lantas apa beda yang nyata antara wanita dan perempuan? Kenapa pada jaman presiden sebelumnya kata wanita dipakai untuk menamai jabatan seorang mentri, Mentri Pemberdayaan Wanita dan kenapa kini Meutia Hatta mengusulkan nama jabatannya diganti menjadi Mentri Pemberdayaan Perempuan? Pernahkan kita bertanya tentang itu sebelumnya?
Kita lihat, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wanita adalah perempuan dewasa, kaum putri (dewasa), wanita yang berkecimpung di kegiatan profesi (usaha, perkantoran, dsb). Sedangkan perempuan adalah orang (manusia) yang mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak dan menyusui; wanita; istri, bini; betina (untuk hewan).
Apakah cukup hanya dengan membaca maknanya di kamus? Tentu tidak. Saya belum puas dengan jawaban yang ada. Akhirnya saya melakukan sedikit analisis pendalaman makna. Mari kita tilik bersama. Menurut makna dalam kamus, wanita diartikan sebagai perempuan dewasa yang berkecimpung dalam sebuah profesi. Apakah menjadi seorang istri adalah profesi? Apakah menjadi seorang ibu adalah sebuah profesi? Bagi saya tidak, menjadi seorang istri dan menjadi seorang ibu bukanlah sebuah profesi melainkan sebuah fitrah atau bahasa salah satu agama menyebutnya sebagai hujjah. Menjadi istri dan menjadi ibu adalah sebuah kewajiban yang kadar keharusannya melebihi sebuah profesi. Hamil, melahirkan dan menyusui adalah perbedaan mencolok dari seorang perempuan dan laki-laki.
Lalu bagaimana dengan kata perempuan? Garis besar lahiriah dalam kata perempuan sudah tertunjukkan dalam makna yang terdapat pada kamus. Hal inilah yang menjadi perhatian banyak kalangan karena hal-hal itu yang perlu dilindungi bahkan dihargai keberadaannya.
Sekarang jelas bagi saya, kenapa ibu Meutia Hatta merubah kata wanita menjadi perempuan dikarenakan hak-hak perempuan inilah yang seringkali tidak dianggap dan disepelekan oleh kaum lain (laki-laki) atau bahkan oleh kaumnya sendiri.
Wanita telah menjadi bagian bagi hidup siapapun. Hidupnya, hidup pasangannya, hidup apa yang dicita-citakannya, hidup atas ambisinya, hidup akan keterbatasannya, untuk semua. Seperti para wanita yang diceritakan dalam artikel yang saya kumpulkan dari berbagai bacaan, baik koran maupun jurnal.
Noura al-Faez, adalah seorang wanita yang menjabat sebagai petinggi di Arab Saudi. Dia menjadi pembuka jalan bagi wanita di negaranya. Dimulai dengan ditunjuknya dia sebagai Direktur Urusan Wanita di Lembaga Administrasi Negara. Menurut beberapa sumber yang saya baca mengenai Al-Faez, baik media internet dan lain sebagainya, dia adalah seorang wanita berpendidikan yang haus akan ilmu dan selalu mencintai apa yang dia kerjakan.
Kini, dia telah menjadi cerita baru bagi rakyat Arab, khususnya wanita, bahwa dengan upaya yang keras, kita bisa mendapatkan penghormatan yang layak dari semua pihak. Dia telah membuktikannya. Padahal, seperti yang kita ketahui bersama bahwa di Arab Saudi, wanita selalu mendapatkan pembatasan dalam banyak hal. Contoh kecil saja, di Arab seorang waniita dilarang keras bepergian sendirian. Dia harus ditemani oleh suaminya, ibunya, ayahnya, atau muhrimnya jika dia hendak keluar untuk suatu urusan. Wanita juga dilarang untuk menyetir mobil, sekalipun dia pergi ditemani seorang muhrim. Begitulah adanya.
Bisa saja kita menganggap apa yang dilakukan oleh Al-Faez menjadi sesuatu yang tidak tak lagi biasa jika dibandingkan di negara kita, Indonesia. Ya, di Indonesia sudah sekian lama wanita bisa berkecimpung dalam dunia politik, mendapatkan kesetaraan hak dengan laki-laki (walaupun masih saja sering terjadi diskriminasi terselubung), selain itu juga wanita menjadi makhluk independent selayaknya laki-laki. Dia bisa menentukan pilihannya sendiri. Emansipasi sering menjadi hal yang diserukan setiap hari.
Tetapi apabila kita menilik sejarah bangsa Arab dari mulai jaman jahiliah, sungguhlah apa yang dilakukan Al-Faez sangat berbeda. Saya sebagai mahasiswi jurusan sastra mengagumi betul sosok Al-Faez. Ditengah budaya yang kian semraut, dia kokoh tegak berdiri mnyuarakan keinginan kaumnya untuk dilihat, didengar, dan dihargai.
Walau begitu, ada sederet nama perempuan Indonesia yang patut diacungi jempol atas kiprahnya menjadi seorang pemikir bangsa. Orang-orang yang ikut berkecimpung secara langsung dalam menjalankan pemerintahan.
Dalam artikel yang berjudul Kisah Para Srikandi di Zaman Modern, yang saya gunting dari Koran Kompas, dapat kita temukan beberapa nama petinggi negara yang layak kita hargai langkahnya dalam mempertahankan keinginannya untuk maju menjadi orang-orang penting di negara ini. Sebutlah ibu Sri Murlani Indrawati. Beliau adalah seorang wanita yang luar biasa. Jabatannya sebagai Menteri Koordinator Perekonomian merangkap juga Menteri Keuangan menjadikan namanya selalu kita dengar di berita dan kit abaca di koran. Terkadang saya tak habis pikir, bagaimana bisa beliau membagi waktu antara menjadi seorang yang harus siap sedia dirumah menanti suami dan anak-anak, dengan kesibukannya sendiri sebagai seorang menteri.
Wanita dan kepemimpinan kini menjadi hal yang sangat erat kaitannya satu sama lain. Dalam buku Woman in Power karangan Dorothy W. Cantor dan Toni Bernay, saya membaca penjelasan formula kepemimpinan seorang wanita. Dalam bukunya dijelaskan bahwa:
Formula Kepemimpinan

Kepemimpinan = Kompetensi Diri + Agresi Kreatif + Kekuasaan Wanita

Kompetensi diri berhubungan dengan bagaimana perempuan selalu sadar akan dirinya setiap waktu. Dalam hal ini terkandung pengertian bahwa perempuan pun tidak merasa dipengaruhi oleh situasi, orang, atau peristiwa. Ia tidak merasa harus mengubah perilaku hanya untuk menyenangkan orang lain. Rasa pervaya diri yang kuat membuat seorang perempuan mampu menyatakan prinsip-prinsip yang ia yakini, kendatipun ia sadar bahwa orang lain tidak sepakat atau bahkan memusuhinya.
Kesan pertama saya pada saat menbaca kata ‘agresi kreatif’ adalah sebuah ide ‘diluar jangkauan’ yang sering kali dimiliki perempuan untuk menyelesaikan permasalahan yang ia hadapai akan tetapi tetap pada taraf yang wajar. Akan tetapi, yang saya lihat adalah, bagaiman seorang perempuan memiliki sifat agresif.
Kita semua tahu, dalam budaya kita, kata agresif selalu erat kaitannya dengan ha-hal yang berhubungan dengan nafsu, arogan, perang, dan lain sebagainya. Kata agresif juga dibahas dalam buku Cantor ini. Terkadang, agresi dalam diri wanita dianggap sebagai suatu kelemahan. Penggambaran wanita agresifsebagai makhluk jahat yang mengerikan bisa dijumpai dalam karya sastra Yunani kuno. Scylla dan Charybdis, wanita yang menjelma sebagai batu karang dan pusaran air, membunuh pelaut ceroboh; Medusa, wanita berambut ular, mampu menyihir orang jadi batu.
Siapapun pasti takut pada agresi yang dilakukan oleh perempuan. Kita bisa melihat beberapa refensi filma box office, seperti sosok protaginis yang diperankan Glenn Close dalam Fatal Attraction, seseorang yang memiliki cinta yang begitu meluap dan berwatak agresif yang menjadikannya seorang pembunuh psikotis. Atau Sigourney Weaver dalam Working Girl, bos wanita yang agresif dan pemarah yang dibenci orang.
Tetapi menurutnya, terlalu picik apabila kita mengartikan satu kata dari satu sudut pandang saja. Apabila agresi selalu dikaitkan dengan hal-hal negativ, maka dia melihat dari sisi positif dari perlakuan agresif seorang wanita. Kutipan dari sebuah buku karangan Karen Horney yang berjudul The Problem of Feminine Masochism, dinyatakan bahwa ‘agresi yang bisa diterima’:
Kemampuan untuk bekerja … mempunyai inisiatif; berusaha keras; menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas; mempunyai ambisi; mempunyai prinsip hidup; membela diri bila diserang; mempunyai pandangan orisinal dan mengemukakannya; mempunyai tujuan hidup dan mampumembuat rencana berdasarkan tujuan tersebut.
Saya berpendapat kata agresi yang kita bahas di atas dapat diganti secara konteks menjadi ketegasan (assertiveness), seolah-olah agresi sangat berkontaksi destrikutif. Dalam hal ini, agresi dapat bersifat konstruktif dan kreatif. Agresi dapat memperkuat pertumbuhan pribadi bila digunakan secara kreatif dan bijaksana.
Bila agresi kreatif adalah agresi yang beguna bagi hidup dan pertumbuhan, kekuasaan wanita adalah kekuatan yang digunakan untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Kekuasaan wanita dalam hal ini erat kaitannya dengan kemampuan mengukur diri dan memanfaatkan potensi yang ada.
Seperti para wanita di balik layar. Saya mengambil sebuah artikel –lagi-lagi dari koran Kompas. Isi bahasannya mengenai wanita yang berada di balik suksesnya kiprah sang suami pada bidangnya masing-masing.
Kristiani Herrawati Yudhoyono adalah satu nama yang juga dibahas dalam artikel tersebut. Sering kita dengar bahwa perempuan selalu terkungkung sistem patriarki, sistem yang meletakkan kaum perempuan terdominasi dan tersubordinasi. Hubungan antara perempuan dan laki-laki bersifat hierarks, yakni laki-laki berada pada kedudukan dominan, sedangkan perempuan subordinat, (laki-laki menentukan, perempuan ditentukan).
Tetapi semua asumsi itu ditampis oleh beberapa nama besar, dan Kristiani Herrawati Yudhoyono adalah salah satunya. Perempuan yang akrab disapa bu Ani ini dapat dipastikan menjadi pendukung dan penopang utama suksesnya SBY dalam pemerintahan. Bu Ani memiliki peran penting dalam hidup SBY.
Sedikit harus saya bahas juga bahwa saya adalah pengagum dari Eva Burne, istri Adolf Hitler. Bagi saya, beliau adalah perempuan sesungguhnya. Perempuan yang mampu mengatasi kesulitan orang yang dia ikuti. Seperti yang kita tahu, Adolf Hitler adalah lelaki yang memiliki watak keras, terkadang arogan, dan sulit untuk ditentang. Satu-satunya tempat aman bagi Hitler adalah bersama istrinya, Eva Burne. Selayaknya kebanyakan wanita Eropa, Eva Burne selalu tampil anggun pada setiap kesempatan. Dalam sebuah buku saya pernah membaca bahwa Hitler hanya takluk pada istrinya. Dahsyat!
Ibu Tien Soeharto, adalah salah satu wanita Indonesia yang saya kagumi secara pribadi. Saya memang tidak pernah bertemu beliau, tetapi dari buku, literatur, dan jurnal yang saya baca mengenai beliau, dapat saya simpulkan bahwa ibu Tien adalah wanita yang luar biasa. Ciri khas keIndonesiaannya selalu ia tampilkan kala menghadiri acara-acara penting bersama suaminya, bapak Soeharto, kala masih menjabat sebagai presiden Indonesia.
Di balik semua laki-laki hebat, pastilah ada seorang perempuan hebat.
Kini, beberapa nama wanita Indonesia telah banyak didengar. Sebagai isteri, sebagai ibu, sebagai para pejuang kaumnya, sebagai cendikiawan, sebagai pemikir bangsa, sebagai bagian terpenting dari penciptaan manusia.
Kita tak akan pernah lepas dari asumsi para seniman yang menjadikan perempuan sebagai sumber inspirasi terbesar dari karya-karya besar mereka. Sebut saja Manaf Maulana. Ia menulis sebuah puisi berjudul Gadis Kecil Menjaring Kupu-Kupu. Kata ‘gadis’, ‘ibu’, ‘wanita’, ‘perempuan’, ‘adinda’, ‘bulan’, selalu kita temui dalam beberapa puisi lain. Karena itu bisa saya simpulkan, perempuan selalu menjadi sumber inspirasi bagi siapapun. Cerita tentang perempuan tidak pernah bosan dibahas, selalu jaadi sorotan utama.
Faisal Syahreza adalah sastrawan yang lahir di kota yang sama dengan kota kelahiran saya. Saya mengenal secara pribadi dengannya. Saya biasa memanggilnya Isal. Kini, Isal menjadi sastrawan yang gemar menulis tentang kebudayaan wanita seutuhnya. Dalam cerpennya yang berjudul Gunung Padang, tokoh perempuan tidak pernah lepas dari sorotan utamanya Dia mengagumi perempuan. Selalu.
Dalam beberapa pementasan drama, perempuan lagi-lagi menjadi tema yang diusung. Pada sebuah teater-tari yang diadakan di teater Salihara, Pasar Minggu beberapa bulan lalu, tema yang diangkat adalah tentang mitos perempuan. Sebuah tampilan yang disutradarai oleh Wahyu Widayati ini mendapat apresiasi yang baik dari penonton. Isinya sendiri menceritakan tentang betapa nafsu kekuasan bisa merusak kebersamaan. Dikisahkan bahwa sekelompok ibu-ibu yang berpakaian Jawa sedang merasa gundah karena suami-suami mereka tengah dikuasai oleh seorang perempuan. Para isteri jadi uring lanataran perempuan yang menguasai suami-suami mereka elok rupawan dan bahenol. Sangat menarik apabila kita melihat langsung teater-tari tersebut.
Saya merasa bahwa sastra bisa berbicara tentang apapun, termasuk masalah rumah tangga seperti ini. Sebetulnya yang diceritakan merupakan masalah klasik yang tak akan habis kita bahas. Terlebih saya menilai urusan rumah tanggal adalah urusan pribadi yang tak perllu orang lain tahu. Tetapi dalam sebuah konteks sastra, kita membahas soal hidup, dan itu adalah bagian darinya.
Selain perempuan dalam karya sastra, perempuan pun bisa menjadi inspirasi dalam bentuk karya seni lain. Seperti yang bisa kita baca di artikel yang saya dapat dari koran Seputar Indonesia. Aneka peran perempuan menjadi daya tarik tersendiri saat dituangkan dalam media kanvas dan ukiran. Pada sebuah pameran yang diadakanl di teater Salihara, Jakarta Selatan, beberapa bulan yang lalu, semua karya yang ditampilkan para perupa perempuan mengemukakan beraneka ragam peran perempuan modern dalam kehidupan rumah tangga.
Sangat menarik!
Sebanyak 13 lukisan dan 7 patung yang sepuluhnya dibuat oleh perempuan menggambarkan peran perempuan klasik yang dikemas secara modern. Perempuan dalam rumah tangga di kehidupan modern. Sedikit perlu kita simak bahwa perempuan pada setiap jaman selalu berbeda, atau lebih tepatnya lagi berubah. Pengertian beberapa gelintir orang mengenai hal ini belum sepenuhnya benar. Kebanyakan orang berpendapat bahwa setinggi-tingginya jabatan perempuan tetap saja dia harus bisa jago di dapur, kasur, sumur.
Saya secara pribadi tidak menampik hal tersebut tapi alangkah lebih baiknya kita sedikit lebih dewasa bahwa kehidupan tak akan berlanjut tanpa ada kaum hawa. Dalam agama yang saya anut, dinyatakan bahwa sebaik-baiknya makhluk adalah perempuan shalehah. Belum pula kita bicara soal perempuan yang menjadi bidadari di surga dan lain sebagainya. Tapi mengapa diskriminsai masih saja sering terjadi. Tak seiring dengan makin banyaknya undang-undang yang mengatur tentang perempuan dan lain sebagainya. Semoga kita bisa lebih dewasa dalam menghadapi hal gender seperti ini.
Kita boleh saja memiliki nilai baku untuk hal-hal tertentu. Tapi ingat saja, Tuhanpun memiliki nilai tersendiri untuk kita.

Sujudku, Syukurku

Tak pernah aku senikmat ini kala membacanya.
Lagi-lagi ini tentang hidupku yang sedikit biasa saja. Tidak begitu banyak letupan terjadi, tapi bisa ku pastikan, bila ada satu hal maka itu akan jadi sangat besar. Apapun. Untuk itu berharaplah semua dalam kebaikan. Amin.
Beberapa hari yang lalu, aku pergi ke Klenteng bersama kedua kawan sejawat. Bukan untuk beribadah atau mengantar salah satu dari mereka berdoa, kami memang sedang melakukan penelitian yang mengharuskan kami untuk pergi ke sana. Berbagai hal terjadi hari itu. Mulai dari keterlambatan kereta sampai hujan deras yang mengantar kami pulang ke tempat masing-masing.
Khususnya di Klenteng. Saat turun dari angkutan umum dan melihat pintu masuk Klenteng yang menuh dengan patung naga melingkar, saya sempat berpikir tentang kehebatan orang yang membuat ini. Karena saya yakin, patung-patung naga melingkar itu manusialah yang mebuatnya. Tak akan tiba-tiba saja ada. Sedikit melangkah, bau hio sudah tercium pekat. Seketika saya menutup hidung tapi salah satu teman saya mengingatkan untuk menghormati adat mereka yang menyalakan hio. Sungguhpun aku tak bisa berbohong bahwa aku pusing sampai malam harinya karena bau hio menusuk hidung bahkan rasanya masih ada yang nyempil di saraf-sarafku sampai saat ini.
Penelitian yang membuat saya melangkah ke sana. Saya jadi ingat beberapa cerita yang pernah saya dengar dan say abaca tentang seorang peneliti dari Barat yang menikahi tukang beca hanya karena dia sedang meneliti kehidupan tukang beca. Sampai akhirnya dia mendapat gelar doctor karena penelitiannya itu. Ada lagi seorang wanita dari negara kulit putih yang menikahi kepala suku berkulit hitam di Indonesia. Hal yang sama, demi rampungnya penelitian dan digalinya info sebanyak-banyaknya. Nah, apakah itu yang sedang aku lakukan sekarang? Jawabnya, tidak tahu.
Banyak sekali percakapan dengan pengurus Klenteng yang melayani kami hari itu. Banyak sudah kesalahan tentang beberapa konsep keadatan yang berkembang di masyarakat. Salah satunya tentang anggapan bahwa bagi selain Buddha, memegang hio itu tidak dibenarkan. Ada lagi tentang cerita dewa dewi yang beredar di masyarakat belum tentu semuanya benar. Banyak hal!
Tapi yang terjadi hari itu adalah anugrah untukku. Aku sadar betapa banyak hal yang tidak aku tahu. Begitupun kawan-kawanku. Mereka sependapat denganku. Sebenarnya yang telah dibicarakan bersama pengurus Klenteng itu bukanlah tata cara, aturan, atau suatu perintah yang berujung keharusan.tetapi keluwesan berpikir dalam hal bersosial. Kadang kita memang lupa itu. Akui saja.
Sepulang dari Klenteng, aku berpikir mengenai hal-hal yang menyangkut tata cara beribadah masing-masing agama. Ada yang mengatakan bahwa Islam bisa lebih mengenal Tuhannya karena muslim ‘berbicara’ dengan Allah 5 kali dalam sehari. Atau Kristen yang bagi banyak orang mengerti apa arti ritual seminggu sekali dan karen itu mereka selalu memakai hiasan dan pakaian terbaik mereka, dengan tetap menjaga kesopanan, untuk pergi ke gereja seminggu sekali. Ada pula yang memahami betul konsep penyembahan Buddha sebagai sebuah tanda bakti yang dalam dengan selalu menjaga harmonisasi dalam hidup. Belum lagi kita bahas Hindu yang menjalani hidup, bersentuhan dengan alam dan mengkaitkannya kepada rasa syukur yang diucap setiap malam.
Aku kagum. Aku beruntung menjadi bagian dari salah satu agama. Aku menghargai semuanya.
Saat di Klenteng dan berpikir sepanjang hari tentang ini, ada rasa kerinduan yang menyeruat dalam dada. Entah apa itu. Tapi bisa aku katakan sekarang bahwa hal itu adalah rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah menciptakan perbedaan diantara kita semua. Bukan untuk disbanding-bandingkan. Tetapi untuk dihargai dan dihormati keberadaannya.
Banyak diskusi pecah jadi adu argumentasi hanya karena beda pendapat. Banyak pasangan berpisah hanya karena beda persepsi. Banyak perang terjadi dengan alasan perbedaan. Tapi sebenarnya kita tidak sadar bahwa semua itu terjadi karena kita tidak memiliki perhatian khusus untuk mengerti makna dan tujuan perbedaan.
Rasa rindu itu begitu pekat ada di dalam hati. Sesampai di kamar kos, aku bergegas membersihkan diri sesuai tata cara keagamaan yang aku anut dari lahir (dan aku harap sampai mati) untuk ‘berbicara’ kepada Allah.
Shalat Isya terasa begitu nikmat. Tak ayal aku teteskan air mata seusai shalat. Dan hal yang beberapa bulan ini tidak ku lakukan, aku lakukan malam itu. Mengaji. Selesai mengaji, kembali aku teteskan air mata sambil memeluk Qur’an. Berucap syukur dan..merasakan kasih sayang Allah.

Suatu Malam tentang Yoza dan Akew

Kawan, tiba saatnya aku menceritakan tentang dua orang kawan yang sudah menjadi sepasang kekasih sedari 2 tahun lalu. Mereka adalah Yulianti Zainul (Yoza) dan Tedi Hermansyah (Akew). Aku menemukan mereka pda suatu waktu yang selalu mendekatkan kami pada kata persahabatan. Sekarang, kami sangat dekat, terlebih aku dan Yoza tinggal serumah dan seperti semua wanita pada umumnya, tiada rahasia diantara kita.

Semalam, Akew menelfonku dengan nada dan nafas yang tidak bisa diatur. Terang betul dia sedang tergesa atau mungkin khawatir akan sesuatu. Ternyata memang benar, Akew tengah mencari Yoza yang kabur dari rumah. Ya, aku sedang tidak ada di Depok.

"Ve, tolongin gue Ve. Lo hubungin Yoza dia ada di mana. Dia kabur dari rumah dan nggak bilang lagi di mana sekarang. Dia tadi berantem sama keluarganya, nggak tahu juga karena masalah apa. Gue khawatir, Ve. gue mohon banget lo bisa tolongin gue."
"Kew, gue ada hubungin Yoza tadi sekitar jam 7an. Dia nggak cerita soal apa-apa. Gue coba cari dia ya. Lu nggak usah sekhawatir ini."
"Ya ampun Ve, gue takut dia kenapa-kenapa. Itu aja."
"Iya gue ngerti. Gue coba cari dia ya, nanti gue hubungin lo lagi."

Sejurus kemudian aku menelfon Yoza tadi tidak diangkat. Satu hal baik, telfon genggamnya tidak dimatikan. Aku sms tanya sedang apa dan di mana, tidak juga dia balas. Mungkin masih ingin sendiri, pikirku.

sembari menunggu balasan sms dari Yoza, kualihkan perhatianku pada sosok Akew yang begitu menyayangi Yoza. Aku merasakan betul begitu. Dia mengkhawatirkan keadaan kekasihnya. Tanda cinta? Entahlah.

Kawan, sepertinya harus aku beri tahu, beberapa tahun yang lalu selama 4 tahun lamanya, kata cinta atau hal-hal apapun yang berhubungan dengan kasih sayang seorang laki-laki kepada seorang perempuan atau sebaliknya, adalah absurd bagiku. Aku tidak mengerti apa-apa. Tapi aku merasa ingin menerima cinta, memberi cinta, membalas cinta dari sosok manusia yang penuh kasih.

Ada beberapa pria mendekatiku tapi aku enggan untuk berpacaran. Entah kenapa, nggak sreg aja. Aku ingin orang yang bisa aku bagi ruang, menerimaku baik dan buruk, mencintaiku karena Tuhan. Orang yang sanggup mendengar dan menanggapi ceritaku dengan baik, orang mau aku ajak berdrama dalam hidup, orang ayang akan menjadi pendamping tokoh utama dalam cerita layar lebar hidupku.

Seketika lamunanku buyar oleh bunyi telfon genggamku yang ternyata balasan sms dari Yoza. Dia mengabarkan bahwa dia tengah berada di rumah Anggi, temannya yang juga aku kenal.

Segera aku kabarkan pada Akew dan memintanya untuk tidak gegabah. Ya, aku tahu apa yang akan terjadi jika Akew gegabah. Dia bisa saja menghampiri rumah Anggi dan menanyakan apa yang terjadi pada Yoza, memaksanya bercerita dan yang akan dia terima tidak lain dan tidak bukan adalah ketusnya Yoza atas sikapnya.

"Jangan sms Anggi apalagi nyamerin rumah Anggi. Lo sudah tahu sekarang Yoza aman, ya"
"Tapi gue mau bilang terimakasih sama Anggi Ve." ah, benar saja kan.
"Nanti saja jika Anggi sudah nggak sama Yoza."

Akew, Yoza, semoga Tuhan cepat mempersatukan kalian.
Amin!

Tulip

Jika ada yang bertanya kenapa aku menyukai tulip, bunga yang tak biasa ada di tanah air, jawabannya adalah karena aku suka bentuknya yang berbeda dengan bunga-bunga cinta macam mawar atau...melati?? Hahahaaa..

Ingin sekali memajang tulip di jendela kamarku, tulip merah yang cantik dan menawan. Warna merah memang selalu membuatku bersemangat.

Hari ini, tepat 6 bulan kisahku dengannya. Kami memang tidak merayakannya dengan hal-hal yang menunjukan bahwa itu adalah sebuah perayaan. Hanya selalu ada doa setiap waktu sahur. Waktu sahur orang Indonesia yaa bukan orang Belanda. =) Dan saat seperti ini juga ingin ada tulip merah.

Tapi tulip tidak pernah ada di kamarku, tidak pernah ada di tanganku.





evaBruner

Selamat Pagi

Anda tidak akan jadi orang yang merugi sepanjang hari, sepanjang minggu, sepanjang bulan, sepanjang tahun atau seumur hidup Anda jika Anda menyempatkan beberapa detik untuk beberapa kata keluar dari mulut Anda: Selamat Pagi!
Ya, sebagian memang menganggap sapaan itu hanya basa basi pemecah suasana, ini itu pembuka kata, atau hanya ‘Selamat Pagi!’ yang begitu saja. Tapi bagi saya, ‘Selamat Pagi!’ adalah ucapan cinta dan doa untuk pagi yang menyenangkan, diucapkan dengan senyum ramah yang tidak akan menyakiti siapapun. ‘Selamat Pagi!’ adalah seruan suruhan berbahagia yang disampaikan untuk kebahagiaan bagi si tersapa.
‘Selamat Pagi!’. Ah, indah sekali rasanya mengucapkannya. Senang juga pastinya kalau mendapat sapaan ‘Selamat Pagi!’ dari orang-orang pilihan Tuhan yang hari itu sedang dibahagiakan dan membagikan bahagianya dengan ucapan sederhana itu.
Memang, tak setiap sederhana berarti kurang. Sederhana bisa jadi sangat mahal, antik dan eksotis.
‘Selamat Pagi!’ adalah magis, bagi saya.
Baiklah kalau begitu. Saya tidak mau tulisan ini jadi sebuah hasutan yang meminta Anda menyetuji semua yang saya tulis ini. Ini hanya sebuah tulisan yang boleh diabaikan. Terserah Anda. Yang penting Anda berbahagia dan….SELAMAT PAGI! =)

Lagu

Tahu tidak? Ah, jangan dulu menjawab tidak.
Lagu-lagu itu…
Banyak orang yang memiliki sebuah lagu. Bukan, bukan memiliki karena dia sendiri menciptakan lagu tapi dia memiliki kenangan dalam lagu.
Seperti seorang kawan lamaku. Suatu hari saat sedang di kelas kami bernyanyi, satu diantara kami memainkan gitar. Ada banyak lagu yang kami nyanyikan. Diantaranya Lagu Rindu Kerispatih, I will Survive Maroon 5, Emotion Destiny’s Child. Tiba untuk lagu berikutnya, kami hendak menyanyikan lagu Karena Kusayang Kamu milik Dhygta. Ada yang tahu lagunya?
Secara mendadak salah satu diantara kami menutup telinganya. Suci, kawanku itu menutup telinganya sembari berkata sedikir merengek, “nggak mau dengar aaaaaah, nggak  mau..nggak mau.”
Memang kenapa?
Selidik punya selidik itu adalah lagu kenangan dia dengan Dhika, mantannya (yang ternyata tak lama setelah itu mereka jadian lagi, mereka masih berpacaran sampai sekarang, kawan!). Setiap mendengar lagu itu Suci selalu ingat Dhika. Aku tidak tahu kenapa sebuah lagu bisa begitu melekat di hati Suci. Mungkin karena Suci sayang betul dengan Dhika. Atau pernah ada sebuah kejadian di mana Dhika membawa bunga dan sayup-sayup terdengar lagu itu dari kejauhan sehingga tampak menjadi pengiring atau tepatnya seperti back sound. Atau bisa juga Dhika pernah menyanyikan lagu itu di depan Suci sampai Suci merasa dirinya melayang tanpa alat bantuan macam apapun. Wah, semua  itu mungkin terjadi.
 Itu contoh kecil.
Ada lagi kawanku juga. Kalau yang ini aku tahu betul ceritanya macam apa. Ah, aku malu bahwa akupun terlibat dalam aksi yang dulu ku anggap bodoh ini.
Kawan lelakiku berrencana untuk menyatakan cinta kepada wanita pujaannya. Sebagai orang yang bersungguh-sungguh dia menghubungiku untuk , awalnya, belajar vocal. Rencananya dia akan menyanyikan lagu itu di depan wanita pujaannya lalu menyatakan cinta. Aku masih ingat lagunya: If You’re not the One Daniel Beddingfield. Demi Tuhan, banyak  kesulitan di lagu itu. Aku menyarankan lagu lain saja tapi Bobby tidak mau merubah pilihannya.
“Yakin bisa bikin Chyntia klepek-klepek Bob dengan kualitas  suaramu yang…gitu??”
Yakin! Itu jawabannya.
 Padahal kami kawan-kawannya tidak yakin sama sekali, ragu sepenuh hati. Bukan, bukan karena lagunya tidak bagus tapi cara Bobby menyanyikannya seperti orang dicabuti urat-uratnya. Aduh!
Pendek kata, Bobby dan Chyntia jadian juga dan setiap tanggal jadian mereka bernyanyi bersama lagu itu. Kami tahu, tapi kami tak mau dengar mereka bernyanyi bersama. Kau tahu sebabnya, kawan.
Yang aku perhatikan adalah lagu-lagu begitu melekat dengan kita dan banyaknya itu tentang cinta. Ah, absurd!
Memang tidak pernah ada orang yang membawa bunga lantas terdengar lagu pengiring sebagai back soundnya. Tidak pernah ada juga yang menyanyikan sebuah lagu secara khusus lantas mempersembahkan lagu itu special untuku. Apalagi sampai ada lelaki yang menyatakan cinta dengan sebuah lagu. Tidak pernah. Mungkin aku akan tertawa terbahak-bahak kalau memang terjadi.
Sebuah lagu diingat karena ada kejadian khusus yang mengiringinya. Jadi aku bisa bilang bukan lagunya sendiri yang jadi tonggak utama, tapi kejadiannya. Lagu itu sebagai pemanisnya. Pemanis yang bikin diingat terus.
Aku sendiri menyukai betul beberapa lagu.
What a Wonderful World
Bukan karena ada siapa yang pernah menyanyikan atau siapa yang memberikan dalam bentuk CD lantas jika diputar ada gambar-gambarku muncul merayu bahwa akulah wonderful worldnya. Lagu itu indah saja. Kata-katanya  bagus dan sudah aku suka sejak kecil.
Somewhere over the Rainbow
Lagu ini berisi gambaran bagus tentang hidup. Bersemangat tapi tidak begitu menggebu ambisi. Liriknya terdengar optimis dan beriringan dengan nada-nada yang tak berlebihan. Aku tidak pernah menyanyikan lagu ini, tidak pernah ada juga orang lain yang mengindahkan lagu  ini. Hanya aku dan lagu itu. Cukup.
Tapi begitu menarik membicarakan semua ini. Itu kenapa aku menulisnya. Aku senang jika ada yang mau berbagi. Sharing is caring, ait? So….lagu apa dan kenangan apa yang kalian punya???