Tahu tidak? Ah, jangan dulu menjawab tidak.
Lagu-lagu itu…
Banyak
orang yang memiliki sebuah lagu. Bukan, bukan memiliki karena dia
sendiri menciptakan lagu tapi dia memiliki kenangan dalam lagu.
Seperti
seorang kawan lamaku. Suatu hari saat sedang di kelas kami bernyanyi,
satu diantara kami memainkan gitar. Ada banyak lagu yang kami nyanyikan.
Diantaranya Lagu Rindu Kerispatih, I will Survive Maroon 5, Emotion Destiny’s Child. Tiba untuk lagu berikutnya, kami hendak menyanyikan lagu Karena Kusayang Kamu milik Dhygta. Ada yang tahu lagunya?
Secara
mendadak salah satu diantara kami menutup telinganya. Suci, kawanku itu
menutup telinganya sembari berkata sedikir merengek, “nggak mau dengar
aaaaaah, nggak mau..nggak mau.”
Memang kenapa?
Selidik
punya selidik itu adalah lagu kenangan dia dengan Dhika, mantannya
(yang ternyata tak lama setelah itu mereka jadian lagi, mereka masih
berpacaran sampai sekarang, kawan!). Setiap mendengar lagu itu Suci
selalu ingat Dhika. Aku tidak tahu kenapa sebuah lagu bisa begitu
melekat di hati Suci. Mungkin karena Suci sayang betul dengan Dhika.
Atau pernah ada sebuah kejadian di mana Dhika membawa bunga dan
sayup-sayup terdengar lagu itu dari kejauhan sehingga tampak menjadi
pengiring atau tepatnya seperti back sound. Atau bisa juga Dhika
pernah menyanyikan lagu itu di depan Suci sampai Suci merasa dirinya
melayang tanpa alat bantuan macam apapun. Wah, semua itu mungkin
terjadi.
Itu contoh kecil.
Ada
lagi kawanku juga. Kalau yang ini aku tahu betul ceritanya macam apa.
Ah, aku malu bahwa akupun terlibat dalam aksi yang dulu ku anggap bodoh
ini.
Kawan
lelakiku berrencana untuk menyatakan cinta kepada wanita pujaannya.
Sebagai orang yang bersungguh-sungguh dia menghubungiku untuk , awalnya,
belajar vocal. Rencananya dia akan menyanyikan lagu itu di depan wanita pujaannya lalu menyatakan cinta. Aku masih ingat lagunya: If You’re not the One
Daniel Beddingfield. Demi Tuhan, banyak kesulitan di lagu itu. Aku
menyarankan lagu lain saja tapi Bobby tidak mau merubah pilihannya.
“Yakin bisa bikin Chyntia klepek-klepek Bob dengan kualitas suaramu yang…gitu??”
Yakin! Itu jawabannya.
Padahal
kami kawan-kawannya tidak yakin sama sekali, ragu sepenuh hati. Bukan,
bukan karena lagunya tidak bagus tapi cara Bobby menyanyikannya seperti
orang dicabuti urat-uratnya. Aduh!
Pendek
kata, Bobby dan Chyntia jadian juga dan setiap tanggal jadian mereka
bernyanyi bersama lagu itu. Kami tahu, tapi kami tak mau dengar mereka
bernyanyi bersama. Kau tahu sebabnya, kawan.
Yang aku perhatikan adalah lagu-lagu begitu melekat dengan kita dan banyaknya itu tentang cinta. Ah, absurd!
Memang tidak pernah ada orang yang membawa bunga lantas terdengar lagu pengiring sebagai back soundnya. Tidak pernah ada juga yang menyanyikan sebuah lagu secara khusus lantas mempersembahkan lagu itu special
untuku. Apalagi sampai ada lelaki yang menyatakan cinta dengan sebuah
lagu. Tidak pernah. Mungkin aku akan tertawa terbahak-bahak kalau memang
terjadi.
Sebuah
lagu diingat karena ada kejadian khusus yang mengiringinya. Jadi aku
bisa bilang bukan lagunya sendiri yang jadi tonggak utama, tapi
kejadiannya. Lagu itu sebagai pemanisnya. Pemanis yang bikin diingat
terus.
Aku sendiri menyukai betul beberapa lagu.
What a Wonderful World
Bukan
karena ada siapa yang pernah menyanyikan atau siapa yang memberikan
dalam bentuk CD lantas jika diputar ada gambar-gambarku muncul merayu
bahwa akulah wonderful worldnya. Lagu itu indah saja. Kata-katanya bagus dan sudah aku suka sejak kecil.
Somewhere over the Rainbow
Lagu
ini berisi gambaran bagus tentang hidup. Bersemangat tapi tidak begitu
menggebu ambisi. Liriknya terdengar optimis dan beriringan dengan
nada-nada yang tak berlebihan. Aku tidak pernah menyanyikan lagu ini,
tidak pernah ada juga orang lain yang mengindahkan lagu ini. Hanya aku
dan lagu itu. Cukup.
Tapi begitu menarik membicarakan semua ini. Itu kenapa aku menulisnya. Aku senang jika ada yang mau berbagi. Sharing is caring, ait? So….lagu apa dan kenangan apa yang kalian punya???
No comments:
Post a Comment