...ah begini saja, agar semua mudah aaku akan ceritakan semuanya,
semuanya, semuanya. Benar-benar semuanya. Hanya saja aku butuh sebentar
waktu.
Jadi semua berawal dari kepercayaanku bahwa akan ada satu
keabadian di atas ketiadakabadian yang selama ini hinggap dan mengutuk
semua nyawa. Ada yang ada dan tiada yang tiada.
Kini aku
mengingat bagaimana senyum-senyum itu mengarah kepadaku, hanya kepadaku.
Dan sekarang aku ingin semua itu kembali. Ada di saat ketiadaan hadir.
Aku ingin semua itu kembali.
Duhai senyuman itu, tawa itu. Semua
masih sangat terdengar jelas, jelas sekali. Izinkan, izinkan aku
merengkuhnya sejenak, sebentar saja. Aku hanya akan merasakan sarinya,
merasakan nyawanya, merasakan keberadaannya.
Sekali saja. Ku mohon.
Aku tak akan pernah memintanya lagi. Ku mohon.
No comments:
Post a Comment