Aku tak menyangkal sudah dari dulu aku mimpikan ini. Niatku
belajar ke negri sakura sudah tak terbendung lagi. Aku bangga
mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah untuk sekolah di sana. Aku
bangga. Aku bahagia.
Tiba saatnya aku harus membagi kebahagiaanku kepada kekasihku, Raja.
Mungkin
dia akan sedih karena hubungan cinta kita akan dijalani dengan jarak
jauh. Sungguhpun aku tak ingin, tapi aku harus kejar cita-citaku.
Ah, tetap saja harus aku katakan.
"Beberapa minggu lagi aku pergi ke Kyoto, Raja."
"Ngapain ke sana? Lama?"
"Ya,
mungkin sangat lama. Kamu tahu sejak awal, mimpiku adalah kuliah di
Kyoto. Dan sekarang aku udah dapet beasiswanya. Penuh pula. Kurang dari
sebulan ini aku harus sudah ada di sana."
"Selamat."
"Nggak apa-apa aku pergi?"
"Kenapa aku harus cegah kamu? Pergi aja. Aku ngga apa-apa kok."
Wajahnya
benar-benar menunjukan rasa bahagia. Tapi dia membiarkan aku pergi
begitu saja. Tanpa mimik kekhawatiran, sedih akan perpisahan sementara,
atau apapun yang aku takutkan antara kita.
Aku tak bisa
berbohong. Walau aku bahagia akan belajar di tempat yang aku
idam-idamkan dari dulu, tapi aku ingin Raja sedikit mencegahku, sedikit
memikirkan aku, sedikit mengkhawatirkan aku, sedikit bertanya kenapa,
sedikit, sedikit saja. KENAPA???
Apa aku salah jika sedikit kecewa?
No comments:
Post a Comment